Reksa dana merupakan salah satu instrumen investasi yang bagi sebagian orang imbang antara risiko dan imbal hasil. Dalam investasi reksa dana banyak sekali jenis-jenis yang bisa investor pilih, salah satunya adalah Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT) / Reksa Dana Obligasi (RDO).
Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT) / Reksa Dana Obligasi (RDO) adalah salah satu jenis reksa dana yang alokasi uangnya di tempatkan pada efek utang pemerintah atau swasta dengan jangka waktu tertentu.
Profil risiko RDPT/ RDO sendiri ada pada moderat atau menengah yang artinya antara imbal hasil dan risiko dari jenis-jenis reksa dana yang lain itu seimbang. Lebih beresiko dibanding Reksa Dana Pasar Uang namun tidak seagresif Reksa Dana Saham, dan mempunyai imbal hasil yang tinggi walaupun masih dibawah Reksa Dana Saham.
RDPT / RDO lebih cocok bagi orang yang ingin investasi mendapatkan imbal hasil besar tapi dengan risiko yang tidak terlalu tinggi. Biasanya Reksa Dana Obligasi / Reksa Dana Pendapatan Tetap digunakan bagi investor yang ingin investasi dalam jangka waktu 2-3 tahun.
Daftar Isi
Pendatang Baru Sucorinvest Stable Fund dan Pemain Lama Danamas Stabil
Bicara Reksa Dana Pendapatan Tetap, di Bibit sendiri ada banyak sekali jenis-jenis Reksa Dana Pendapatan Tetap yang bisa investor pilih. Salah satu jagoan dalam jenis reksa dana ini di Bibit adalah Sucorinvest Stable Fund dan Danamas Stabil.
Untuk produk Danamas Stabil sendiri sebenarnya sudah ada sejak lama di APERD Bibit dan salah satu unggulan investor beberapa bulan terakhir yang bermain di Reksa Dana Pendapatan Tetap atau Reksadana Obligasi.
Namun, karena ada salah satu pendatang baru produk dari Manajer Investasi Sucorinvest Asset Management yaitu Sucorinvest Stable Fund membuat Reksa Dana Pendapatan Tetap / Reksa Dana Obligasi terpecah menjadi dua kubu yaitu tim sucor dan tim danamas. Setidaknya seperti itu bagi kalian investor yang bergabung ke grup komunitas investor aplikasi Bibit di Facebook.
Membandingkan Sucorinvest Stable Fund Vs. Danamas Stabil
Banyak dari investor yang bingung memilih antara kedua produk reksa dana tersebut, mana yang paling terbaik pada kategori Reksa Dana Pendapatan Tetap / Reksa Dana Obligasi. Sebenarnya mudah saja untuk menganalisis mana yang terbaik jika kita berinvestasi Reksa Dana di Bibit.
Di Bibit sudah ada beberapa fitur yang memudahkan investor untuk membandingkan beberapa produk reksa dana. Karena sampai saat ini sebagian investor masih bingung untuk menganalisis produk reksa dana, jadi saya buatkan artikel ini. Setidaknya bisa digunakan untuk acuan saat ingin membeli kedua produk reksa dana tersebut. Mari kita bandingkan.
Sebelum masuk ke perbandingan, kita akan menentukan apa saja yang akan dibandingkan nantinya, berikut hal-hal yang akan dibandingkan :
- Total Imbal Hasil
- Drawdown atau penurunan nilai
- Expense Ratio atau biaya operasional
- Total AUM atau jumlah keseluruhan dana nasabah yang memercayakan ke produk reksana tersebut
- Min. Pembelian
- Bank Kustodian
Jadi, akan ada setidaknya 6 parameter yang akan kita bandingkan. Mari kita bandingkan bersama-sama.
CAGR 1 Year
Yang pertama yang akan kita bandingkan adalah CAGR (Compound Annual Growth Rate) yang artinya rata-rata tingkat pertumbuhan tahunan dari produk investasi dalam hal ini reksa dana. Menurut informasi yang saya peroleh dari aplikasi Bibit, didapat data CAGR dalam setahun terakhir sebagai berikut :
Terlihat pada data bahwa CAGR milik Sucorinvest Stable Fund lebih unggul 2,57% dibanding Danamas Stabil. Yaitu CAGR Sucorinvest Stable Fund ada pada nilai +9,63% dibanding Danamas Stabil yang hanya bertumbuh +7,06% setahun terakhir.
Untuk parameter ini pemenangnya adalah Sucorinvest Stable Fund.
Drawdown 1 Year
Drawdown 1 Year adalah penurunan nilai maksimal dari suatu produk reksa dana dalam satu tahun terakhir. Data dari Bibit menunjukkan sebagai berikut untuk Sucorinvest Stable Fund dan Danamas Stabil :
Dari data tersebut bisa kita peroleh bahwa untuk Sucorinvest Stable Fund Drawdown nya adalah -0,06% dan Danamas Stabil -0,09%.
Dapat kita simpulkan bahwa Sucorinvest Stable Fund lebih unggul -0,03% dibanding Danamas Stabil. Dengan menilai Drawdown ini berarti kita bisa melihat nilai perununan dari kedua reksa dana tersebut, yang dimana angka lebih sedikit berarti lebih baik.
Untuk parameter ini lagi-lagi dimenangkan oleh Sucorinvest Stable Fund.
Expense Ratio
Expense Ratio adalah beban operasional yang dibebankan investor untuk manajer investasi, dapat kita persingkat bahwa expense ratio adalah dana yang kita keluarkan untuk membayar jasa Manajer Investasi karena sudah mengelola dana kita. Untuk expense ratio kita menilai yang lebih rendah lebih baik, karena berarti dengan expense ratio rendah manajer investasi bisa mengelola dana kita menjadi lebih efisien. Data Expense Ratio antara Sucorinvest Stable Fund dan Danamas Stabil diperoleh :
Dari data tersebut bisa kita analisis bahwa Sucorinvest Stable Fund mempunyai expense ratio yang lebih rendah dari Danamas Stabil. Sucorinvest Stable Fund ada di angka 0,58% dan Danamas Stabil 1,63%.
Yang berarti jika kita investasikan dana kita misalnya Rp1 Miliar pada Sucorinvest Stable Fund, dana kita akan dipotong Rp5.800.000 untuk biaya expense ratio, jika kita menggunakan Danamas Stabil setidaknya Rp16.300.000 akan keluar untuk expense ratio.
Untuk parameter ini lagi-lagi dimenangkan oleh Sucorinvest Stable Fund.
Total AUM
Total AUM adalah total dana kelolaan yang dikelola oleh manajer investasi suatu reksa dana. Disini, Total AUM yang lebih banyak berarti lebih baik karena artinya produk reksa dana tersebut sudah dipercaya dan digunakan oleh banyak orang sehingga orang-orang mau mempercayakan uang mereka ke produk reksa dana tersebut.
Untuk data Total AUM dari kedua produk reksa dana tadi diperoleh sebagai berikut :
Bisa kita lihat bahwa Total Dana Kelolaaan Sucorinvest Stable Fund ada Rp1,85 trilun, kita bandingkan dengan Danamas Stabil ada Rp9 Triliun. Perbandingkan keduanya sangat besar, menurut informasi yang saya peroleh alasan kenapa Sucorinvest Stable Fund memiliki dana kelolaan yang sangat jauh lebih rendah dibanding Danamas Stabil karena Sucorinvest Stable Fund baru diluncurkan pada 2020.
Bisa kita simpulkan bahwa untuk parameter ini Danamas Stabil adalah pemenangnya.
Minimal Pembelian
Selanjutnya adalah Minimal Pembelian. Minimal Pembelian adalah dana minimal yang kita investasikan untuk sebuah produk reksa dana. Itu berarti jika Minimal Pembelian sebuah produk reksa dana itu kecil, artinya lebih baik. Karena dengan ini investor jadi bisa lebih bisa sering untuk investasi.
Data Minimal Pembelian diperoleh :
Dari data diatas bisa dilihat bahwa Sucorinvest Stable Fund hanya mewajibkan investornya membeli dengan nilai minimum Rp100.000 untuk dapat membeli produk reksa dana dari Sucorinvest Stable Fund. Berbeda dengan Danamas Stabil yang mengenakan dana minimum sebesar Rp10 juta yang bagi sebagian orang itu sangatlah besar.
Sedikit informasi bahwa dana minimun lebih tinggi bukan berarti lebih jelek, sebagian Manajer Investasi membuat kebijakan minimal pembelian lebih besar karena agar hanya orang-orang tidak main-main untuk transaksi pada produk reksa dana tersebut.
Jika ada banyak transaksi masuk dan keluar akan mempersulit manajer investasi mengelola dana kelolaannya.
Untuk ini, Sucorinvest Stable Fund adalah pemenangnya.
Bank Kustodian / Bank Penampung
Bank Kustodian atau Penampung adalah bank yang mengelola dana masuk dan keluar pada sebuah reksa dana. Berbeda dengan manajer investasi yang hanya membuat strategi investasi, bank kustodian mempunyai hak lebih tinggi dibanding manajer investasi. Bank kustodian adalah sebuah entitas yang dipercaya untuk mengelola uang masuk dan keluar agar manajer investasi tidak bisa melakukan kecurangan atau membawa kabur dana nasabah.
Disinilah bank kustodian harus benar-benar kredibel atau dapat dipercaya dan hanya bank-bank besar saja yang biasanya menjadi bank kustodian.
Untuk bank kustodian dari Sucorinvest Stable Fund dan Danamas Stabil bisa diperoleh :
Dari data tersebut diperoleh bahwa Sucorinvest Stable Fund bekerja sama dengan bank HSBC Indonesia sebagai bank kustodian dan bank BCA sebagai bank penampung. Untuk Danamas Stabil bekerja sama dengan bank CIMB NIAGA sebagai bank kustodian dan bank BCA sebagai bank penampung.
Sebaiknya untuk bank penampung disamakan dengan rekening bank yang kamu gunakan untuk mencairkan reksa dana, jika tidak sama maka akan ada biaya tambahan Rp3.500 sebagai biaya transfer.
Untuk parameter ini tidak ada pemenangnya.
+ Exit Load
Disini saya berikan parameter tambahan exit load karena salah satu produk reksa dana yang kita bandingkan ada biaya exit load-nya. Sebenarnya, apa itu exit load?
Exit load adalah biaya yang dikenakan oleh manajer investasi untuk penjualan dalam periode tertentu. dalam kasus ini Danamas Stabil mengenakan exit load sebesar 0,50% bagi investor yang menarik dananya pada periode dibawah 3 bulan sejak investor membeli produk reksa dana Danamas Stabil.
Jadi jika kamu membeli Danamas Stabil kurang dari 3 bulan lalu menjualnya maka akan dikenakan biaya tambahan 0,50% sebagai exit load. Jika kamu dapat mempertahankan dana kamu lebih dari 3 bulan maka tidak dikenakan biaya exit load.
Ringkasan
Dari ketujuh parameter yang kita bandingkan diatas yaitu : CAGR, Drawdown, Expense Ratio, Total AUM, Minimal Pembelian, Bank Kustodian dan ditambah Exit Load. Diperoleh :
- Sucorinvest Stable Fund : 6 poin
- Danamas Stabil : 1 poin
Bisa kita simpulkan bahwa Sucorinvest Stable Fund jauh lebih baik dibanding Danamas Stabil jika kita menilai dari ketujuh parameter sebelumnya. Namun, apakah ini berarti Sucorinvest Stable Fund menang telak? tidak juga.
Kesimpulan
Dari parameter-parameter yang sudah kita bandingkan diperoleh bahwa Sucorinvest Stable Fund lebih unggul 5 poin, apakah berarti Sucorinvest Stable Fund lebih baik? jawabannya tidak.
Apakah berarti Sucorinvest Stable Fund bisa digunakan untuk investasi sepenuhnya dan memindahkan uang kita dari Danamas Stabil kesana? tidak juga.
Setiap manajer investasi mempunyai strategi dan pengambilan risiko yang berbeda-beda. Ingat untuk penilaian CAGR, Drawdown, Expense Ratio, Total AUM itu penilaian di masa lalu. Semuanya tidak bisa kita ramal di masa depan.
Bisa saja CAGR yang tinggi milik Sucorinvest Stable Fund tidak selalu begitu tiap tahun, mungkin saja Danamas Stabil bisa menyusul di tahun depan. Semua tinggal strategi tiap manajer investasi.
Disini kita sebagai investor lebih baik Diversifikasi uang dingin yang kita punya. Jangan sampai uang yang kita gunakan investasi dimasukkan ke salah satu produk reksa dana saja.
Jika suatu saat produk reksa dana tersebut tutup, maka akan hilang semua dana kita. Jadi jawaban terbaik untuk kasus ini adalah :
Terima kasih, menarik sekali kak tulisannya untuk belajar soal investasi.
Sebelumnya ingin coba danamas stabil karena obligasi & returnnya lumayan dibanding pasar uang, tapi minimal pembeliannya terlalu tinggi. Uang jajan anak sekolahan ga cukup, apalagi PPKM dirumah terus. huft.
Pas cari-cari obligasi yang lain ternyata ada yang mirip-mirip yaitu Sucorinvest stable fund, akhirnya coba invest disitu walaupun sedikit-sedikit.
Sebenarnya masih ada satu lagi RDPT yang unggul kak, ini masih saya bahas 😀
Omong-omong terima kasih ya untuk komentarnya, sangat membantu saya untuk terus termotivasi menulis artikel 😀
RDPT apa kalo boleh tau?
Apa itu kak? RDPT satu lagi yang kakak ingin bahas?