Bagi kalian sobat investor yang sudah membaca tulisan-tulisan nggak penting saya, pasti sudah tidak asing lagi dengan namanya Reksa Dana Indeks. Khususnya Reksa Dana Indeks BNI-AM Indeks IDX30 yang dikelola oleh BNI Asset Management.
Awal-awal main di instrumen reksa dana saya diperkenalkan oleh platform bernama Bibit.id atas rekomendasi salah satu Youtuber kondang yaitu Raditya Dika.
Sebagai anak muda yang penasaran akan segala hal, tentu saya tidak ketinggalan untuk mencoba platform Bibit ini.
Yang menjadi saya penasaran dan ikut coba investasi di Bibit adalah adanya fitur Rekomensasi Robo. Kenapa ini sangat penting?
Seperti yang kita tahu bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia tidak mempunyai pemahaman yang baik tentang investasi.
Nah dengan adanya Rekomendasi Robo ini diharap bisa menarik investor-investor baru untuk mulai berinvestasi karena tak perlu mikir analisis njlimet mau taruh di mana saja uang kita.
Awal-awal saya investasi di Bibit, saat memasukkan Profil Risiko saya dapat Portofolio Agresif yang di mana memang tujuan awal saya investasi adalah sebagai dana pensiun.
Karena saya adalah tipe Investor Agresif, dipilihlah rekomendasi oleh Robo yang di mana portofolio saya kebanyakan ada di Saham, khususnya Saham Indeks hingga 70% dari keseluruhan portofolio.
Portofolio saya berdasarkan Rekomendasi Robo :
– 10% Pasar Uang : Sucorinvest Money Market Fund
– 20% Obligasi : Manulife Obligasi Unggulan Kelas A
– 70% Saham : BNI-AM Indeks IDX-30
Ya namanya investor baru, tidak kenal DCA/Lumpsum saya langsung berani memasukkan dana yang bagi saya seorang siswa SMA cukup besar, sekitar Rp5 juta.
Saya tidak mempermasalahkan jika saya top-up di saham indeks pada saat seperti ini karena harga-harga saham indeks sedang murah atau istilahnya diskon.
Nah masalahnya, dulu saya berani top-up itu saat sentimen pasar sedang menguat karena belum adanya pandemi (kronologi pada bulan Februari 2020). Saya mendapat NAV di pucuk sebesar Rp868,9500/unit.
Sudah tidak analisis apa-apa, beli saat harga sedang tinggi-tingginya, beli secara lumpsum membuat portofolio saya MERAH seketika sebulan kemudian. (Maret 2020 pemerintah Indonesia mengumumkan kasus pertama COVID-19 di RI).
Jangan Pernah Cut loss
Apakah disitu saya panik atau menjual semuanya?
Tidak, saya tetap santai. Inilah keuntungan saya banyak menonton video tentang investasi karena banyak mengajarkan saya jangan pernah CUT LOSS mau gimanapun sentimen pasar.
Singkat cerita saya tetap top-up portofolio saya yang semakin hari semakin memburuk karena banyak berita negatif tentang COVID-19 ini bermunculan, membuat market terus crash.
Namun, kali ini saya nabung secara DCA, bukan karena saya sudah mengetahui apa itu Lumpsum dan DCA melainkan saya memang pengennya nabung aja.
Saya bahkan menghapus aplikasi Bibit dan membuka aplikasi Bibit sebulan sekali ketika mau top-up saja ketika sedang ada uang.
Saya tidak pernah ambil pusing market sedang naik atau turun, yang ada dipikiran saya saat itu adalah NABUNG, NABUNG, dan NABUNG.
Karena hal ini, saya akhirnya dapat rata-rata NAV yang lumayan tinggi Rp848,54/unit dengan total investasi Rp4.805.494.
Setelah satu tahun setengah saya investasi di BNI-AM Indeks IDX30, saya masih saja mengalami portofolio merah hingga -7,69% atau -Rp363.379.
Setelah satu tahun setengah ini saya banyak membaca dan menonton buku dan video yang membahas investasi. saya belajar apa itu lumpsum, DCA dan saya coba olah sendiri portofolio saya tanpa menggantungkan lagi ke Rekomendasi Robo.
Setelah satu tahun setengah ini juga saya sudah banyak belajar, khususnya investasi di reksa dana.
Akhirnya saya mengambil beberapa kesimpulan.
Kesimpulan
Dari nabung di BNI-AM Indeks IDX30 saya mengambil kesimpulan :
– Disini saya tidak mengatakan bahwa BNI-AM Indeks IDX30 adalah produk yang jelek, tentu produk ini sangat bagus karena parameternya adalah sebuah saham-saham besar yang tergabung pada indeks IDX30.
– Saya tidak akan CUTLOSS pada semua instrumen investasi yang saya miliki, semua akan naik pada waktunya. Tentu berlaku pada saham-saham yang bagus khususnya saham indeks ini.
– Pelajari bagaimana kamu memulai investasi. Sebelum memasuki dunia investasi, lebih baik belajar dulu dengan setidaknya banyak baca dan nonton yang membahas investasi atau jangan langsung terjun dengan dana yang besar.
– Investasilah pada produk dan waktu yang tepat. Sudah saya katakan bahwa BNI-AM Indeks IDX30 ini produk yang bagus, tapi tidak untuk saat kondisi seperti ini. Saya lebih memilih ke produk reksa dana pasar uang atau obligasi yang pergerakannya tidak seagresif saham.
Itulah beberapa poin kesimpulan yang dapat saya berikan ke kamu sebagai pembaca. Intinya jangan pernah kapok untuk investasi, semua akan untung pada waktunya. Salam cuan.
Cheers~
Sy baru 1 bulan invest di BNI AM Index idx30. Sy juga diarahkan oleh robo ketika itu, yg ternyata harganya sebenarnya sedang rendah. Krn masih coba2 maka sy hanya masukkan sedikit. Ketika melihat imbal hasil yg besar dalam beberapa hari, maka saya segera top up. Sayangnya saya tdk paham bhw saat imbal hasil tinggi berarti harga sedang naik. maka saya mendapatkan harga beli (NAB) yg tinggi. Maka segera merahlah portofolio saya dalam beberapa hari. Baru sekarang saya paham. Jadi sekarang, khusus utk RD saham, saya hanya top up jika portofolio saya merah. Itupun tidak langsung banyak. Bertahap beberapa hari sambil terus memantau NAB BNI AM Index idx30. Apakah langkah saya benar?
Namun masih ada 1 masalah lagi. Ketika berdasar pantauan, harga turun jam itu kemudian saya top up saat itu juga (sebelum jam 1), harga yg kita dapatkan tetap harga di closing bell ya? Terima kasih sebelumnya atas responnya
just invest saja, selama uang itu nganggur dan tdk akan digunakan utk jangka dekat. Karena kondisi market tdk ada yg tau.
RDS emang diperuntukan untuk jangka panjang om, wah kalau sekarang untuk RDS BNI INDEX AM IDX30 mungkin om udah untung.