Selamat datang untuk pembaca setia blog saya ini. Mungkin saat pertama kali membaca judul tulisan ini kamu berpikir bahwa saya sedang blunder atau amit-amit sedang clickbait.
Jawabannya TENTU TIDAK.
Saya benar-benar sedang waras dan sadar ketika menulis judul untuk tulisan ini.
Mungkin kalimat saya di judul akan kontra ke banyak kalangan, but ini adalah faktanya. Fakta sebenarnya dalam dunia investasi.
Jika kebanyakan financial advisor malah menyuruh untuk investasi dengan modal kecil, saya membuat argumen dengan sebaliknya.
Yep, daripada kalian nggak sabar alasan kenapa saya berani menulis judul yang kontroversial seperti ini, mari kita langsung saja ke pembahasan.
Saya sedang tidak bercanda.
Saya sedang tidak mencari spotlight.
Saya tidak mencari kontra.
Tapi, ini memang benar-benar fakta pahit yang ada di dunia investasi.
Sebelumnya kamu perlu tahu bahwa instrumen investasi itu ada banyak, di antaranya :
– Deposito
– Emas
– Reksa dana
– Mata uang kripto
– Obligasi
– Properti
– Valuta asing
– Tabungan
Dari setidaknya 8 jenis instrumen investasi di atas, sangat tidak direkomendasikan untuk kamu miliki jika kamu masih miskin atau jika modal kamu masih sangat terbatas.
Daftar Isi
Kenapa Jangan Berinvestasi
Saya sangat kontra kepada orang-orang yang mempunyai dana terbatas dan ingin terjun ke dunia investasi.
Akan ada beberapa poin penting yang menjadi landasan saya kontra terhadap pandangan tersebut.
Sebelum masuk ke poin-poin pentingnya, saya ingin disclaimer dulu.
Siapkan Dana Darurat
Pada judul tulisan ini, sebenarnya saya tidak mengajak orang-orang untuk tidak terjun ke dunia investasi.
Memang investasi itu penting, namun sebelum kamu masuk ke dunia investasi yang mempunyai risiko sebaiknya kamu bisa siapkan dana darurat terlebih dahulu.
Semisal begini, saya punya aset yang bisa digunakan untuk modal investasi hanya Rp3 juta.
Rp3 juta tersebut saya investasikan seluruhnya ke instrumen saham.
Katakanlah dalam sebulan ternyata emiten saham yang saya beli anjlok hingga -18%.
Jadi aset saya sisa Rp2,4 juta.
Kalo ternyata di bulan tersebut ada biaya tidak terduga semisal orang tua sakit, kendaraan rusak, servis barang elektronik.
Apakah saya akan CUT LOSS semua saham yang saya punya atau menunggu harganya naik?
Jika kamu memiliki dana darurat sebelumnya, kamu tidak perlu Cut Loss.
Kamu bisa membayar biaya tidak terduga dengan uang yang kamu punya di dana darurat yang sudah kamu siapkan dan menunggu untuk harga sahamnya kembali naik.
Kalau ternyata kamu tidak punya darurat?
Ya hanya bisa Cut Loss atau meminjam uang ke orang untuk menutupi biaya tidak terduga tersebut. Lah iya kalo orangnya juga ada uang, kalo nggak malah bikin ribet kan?
Makanya di sini, yang paling awal kamu siapkan sebelum masuk ke pasar modal atau berinvestasi. Sebaiknya siapkan dana darurat terlebih dahulu.
Untuk nominal dana darurat berapa?
Karena setiap orang mempunyai income atau pendapatan berbeda-beda maka kita gunakan hitungan biaya rutin bulanan kamu.
Misal kamu hanya dapat gaji Rp1 juta per bulan dan biaya hidup kamu Rp800 ribu.
Kamu tinggal hitung saja : biaya hidup perbulan x 6 bulan = total dana darurat.
Menjadi, Rp800.000 x 6 = Rp4.800.000.
Jadi dana darurat yang harus kamu miliki itu Rp4,8 juta. Kalo kamu takut ada biaya tambahan lagi, kamu bisa menambahkan dana darurat hingga 8 bulan biaya bulanan.
Alih-alih langsung terjun ke dunia investasi yang banyak risiko. Lebih baik siapkan dana darurat dulu. Minimal 6 bulan biaya bulanan ya!
Investasilah ke Otak
Banyak orang yang bangkrut karena mereka tidak punya pegangan cara berinvestasi yang benar.
Mereka beli hanya dari “katanya” atau “nafsu pribadi”.
Dalam dunia investasi, khususnya pasar modal. Kamu sangat diwajibkan untuk belajar fundamental dan teknikal terlebih dahulu.
Kenapa saya bilang begitu?
Karena dengan belajar fundamental katakanlah, kamu bisa membaca fundamental sebuah perusahaan yang akan kamu beli sahamnya itu bagus atau tidak.
Banyak saham yang dari luar kelihatan mencetak profit terus, namun yang sebenarnya mereka hanya sedang mencetak profit untuk membayar hutang.
Kamu bisa belajar bagaimana bermain saham dengan membeli buku yang terkait dengan investasi, khususnya saham.
Karena dengan membeli buku, setidaknya kamu punya pegangan yang bisa digunakan untuk memutuskan masuk ke emiten tersebut atau tidak.
Jangan terburu-burulah untuk masuk ke pasar modal, investasikan dulu uangmu ke otak dulu.
Terjun Langsung ke Usaha
Alih-alih kamu investasi ke para modal yang kamu tidak tahu fundamentalnya, kamu bisa langsung terjun ke dunia usaha.
Di balik kamu bisa tahu seluk-beluk uangmu digunakan untuk apa saja, kamu juga bisa mendapatkan profit yang lebih besar dibanding terjun ke saham.
Kita pakai contoh lagi.
Misal kamu hanya mempunyai aset investasi Rp15 juta.
Dibanding kamu terjun ke dunia saham yang rata-rata imbal hasilnya 8-15% per tahun. Kamu bisa langsung terjun ke dunia usaha dan tumbuhkan usahamu.
Dengan Rp15 juta kamu bisa modal kan uangmu untuk bisnis misalnya dropshipping yang jika kamu giat bisa dapat return 200-500%.
Namun ingat, risikonya juga tidak bisa kamu abaikan. Kamu harus paham betul apa usaha yang akan kamu jalankan dan siapkan dana darurat + investasi ke otak terlebih dahulu.
Kesimpulan
Dengan modal awal yang pas-pasan, kamu tidak akan punya jalan singkat yang bisa bikin kamu menjadi miliarder.
Sebenarnya bisa sih, jika kamu siapkan dana darurat + investasi ke otak terlebih dahulu dengan banyak baca atau menonton ilmu yang membahas tentang investasi khususnya pasar modal.
Dengan poin-poin yang tulis di atas, saya harap bisa memberikan pertimbangan ke kamu sebelum terjun ke dunia investasi.
Dunia investasi itu nggak sesederhana youtuber yang sedang promoin emiten saham. Ada banyak hal yang harus kamu perhatikan dan siapkan terlebih dahulu.
Cheers~