Tidak terasa hari ini sudah genap 30 hari saya menabung di produk reksa dana pendapatan tetap rasa reksa dana pasar uang, yaitu Sucorinvest Stable Fund.
Sebelumnya saya sudah membahas soal pandangan kenapa saya memilih Sucorinvest Stable Fund ini dibanding produk-produk lainnya yang masih dalam jenis reksa dana yang sama. Untuk artikel alasan saya memilih Sucorinvest Stable Fund bisa baca disini, direkomendasikan kepada pembaca untuk membaca alasan saya tersebut. Biar bisa nyambung sama ini.
Kali ini saya berencana membagikan pengalaman dan review saya mengenai produk reksa dana Sucorinvest Stable Fund, apakah bagus atau jelek?
Tidak lupa juga saya akan membagikan berapa return atau imbal hasil yang saya dapatkan setelah 1 bulan menaruh uang investasi saya di produk reksa dana ini. Apakah mempunyai return yang lebih tinggi dibanding reksa dana lain dengan jenis reksa dana yang sama?
Yuk mari kita ulas bersama.
Daftar Isi
Sedikit Peringatan …
Sebenarnya, waktu satu bulan tidaklah cukup untuk menilai kinerja dari sebuah reksa dana, apa pun itu.
Menilai kinerja produk reksa dana minimal harus satu tahun, itu pun tidak semua jenis reksa dana yang bisa kita nilai kinerjanya. Hanya reksa dana pasar uang saja yang bisa dinilai dalam waktu sesingkat itu.
Reksa dana pendapatan tetap khususnya Sucorinvest Stable Fund idealnya memerlukan waktu minimal satu setengah tahun untuk bisa melihat kinerja sebenarnya dari reksa dana ini.
Tapi apa boleh buat, dalam jangka waktu tersebut sepertinya terlalu panjang bagi saya atau kalian semua yang hanya menaruh sedikit uang di produk Sucorinvest Stable Fund ini.
Jika portofolio kamu diatas Rp100 juta saya sarankan jangan mengambil kesimpulan dari ulasan yang akan saya tulis. Karena percuma, kurang ideal saja.
Penjelasan Sedikit Tentang Sucorinvest Stable Fund
Bagi yang belum tahu karena belum sempat baca tulisan saya sebelumnya yang berjudul “Pengalaman Nabung Rp10 Juta di Sucorinvest Stable Fund, Bagus Nggak Ya?“.
Atau belum membaca ulasan saya tentang dua produk reksa dana unggulan di kelas reksa dana pendapatan tetap di Bibit. “Sucorinvest Stable Fund Vs. Danamas Stabil, Lebih Baik Mana?“.
Saya akan memberikan sedikit informasi.
Sucorinvest Stable Fund adalah sebuah produk reksa dana milik Sucorinvest Asset Management. Yaitu sebuah perusahaan aset yang sudah berdiri sejak tahun 1997, berarti sampai tulisan ini dibuat Sucorinvest AM sudah berumur 24 tahun.
Sucorinvest Stable Fund sendiri sudah tersedia sejak 21 Januari 2020 (tanggal efektif) dan mulai 17 Februari 2020 sudah masuk masa penawaran.
Walaupun masih seumur jagung. Reksa dana ini mempunyai kinerja yang luar biasa lho.
Pasalnya dalam 1 tahun terakhir (20 Agustus 2020 – 20 Agustus 2021) Sucorinvest Stable Fund sudah naik hingga +9,6% pertahun.
Mungkin bagi kalian kenaikan +9% pertahun itu biasa saja ya seperti produk reksa dana lain yang masih dalam jenis yang sama.
Namun perlu kita nilai juga dari segi max drawdown (penurunan nilai maksimal) dari reksa dana ini, pasalnya kalian bisa lihat grafik dari Sucorinvest Stable Fund ini.
Bisa dilihat bahwa Sucorinvest Stable Fund dalam setahun terakhir memiliki max drawdown sebesar 0,06%. Artinya apa? penurunan nilai produk reksa dana ini bener-bener gila! penuruannya setara dengan reksa dana pasar uang, sangat kecil sekali.
Dari sini sebenarnya kita bisa ambil kesimpulan kenapa SSF (Sucorinvest Stable Fund) menjadi unggulan di kelas reksa dana pendapatan tetap.
Kesimpulannya, return setara dengan pendapatan tetap namun risiko setara dengan reksa dana pasar uang.
Artinya apa? menurut opini saya ya bagus banget. Kita sebagai investor bisa mendapatkan imbal hasil yang lumayan tinggi namun dengan risiko yang terpantau rendah. Siapa si yang gamau? Tentunya semua mau dong!
Inilah alasan saya memilih produk reksa dana Sucorinvest Stable Fund sebagai portofolio saya untuk kelas reksa dana pendapatan tetap.
Pertanyaan selanjutnya: Lalu bagaimana kinerja SSF setelah satu bulan pembelian? Apakah memberikan return yang lebih tinggi dibanding sebelumnya atau malah kebalikannya (boncos)?
Review Setelah 1 Bulan Nabung di Sucorinvest Stable Fund
Terhitung sejak 22 Juli 2021 saya pertama kali lumpsum (sebuah istilah dalam membeli reksa dana dengan metode pembelian secara banyak) untuk pembelian Sucorinvest Stable Fund.
Saat pertama kali beli, saya analisis reksa dana ini dulu dengan memperhatikan beberapa aspek. Singkat cerita saya merasa yakin dengan reksa dana ini dan inilah alasan saya berani lumpsum.
Hari berganti hari semenjak saya beli SSF saya selalu memperhatikan naik turunnya NAB (Nilai Aktiva Bersih) Sucorinvest Stable Fund.
Sejauh ini sangat langka sekali Sucorinvest Stable Fund mengalami penurunan NAB, malah dalam 1 bulan ini saya belum pernah merasakan penurunan.
Bisa dilihat pada grafik di bawah. Grafik tersebut menunjukkan kinerja reksa dana Sucorinvest Stable Fund dalam kurun waktu satu bulan. Terlihat kan tidak ada penurunan.
Saya sampai heran, kenapa sih SSF bisa memiliki kinerja yang sangat bagus?
Kenapa Kinerja SSF Begitu Bagus?
Ternyata setelah saya cari tahu dari membaca FFS (Fund Fact Sheet) milik Sucorinvest Stable Fund. Saya bisa memahami beberapa hal.
Alasan kenapa SSF memiliki grafik yang begitu stabil karena Manajer Investasi ini begitu lihai memilih mengalokasikan uangnya untuk membeli surat hutang (oligasi) yang bagus. Sebenarnya bagus bukan kata yang tepat, karena ternyata SSF adalah reksa dana pendapatan tetap yang terfokus ke obligasi perusahaan swasta.
Bagi yang belum tahu, dalam kelas reksa dana pendapatan tetap atau reksa dana obligasi. Ada dua tipe pendanaan atau pembelian obligasi yang bisa manajer investasi pilih, yaitu mendanai pemerintah dengan membeli obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah RI. Reksa dana obligasi ini disebut reksa dana obligasi negara.
Atau memilih obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan swasta untuk pendanaan perusahaan tersebut. Bisa disebut reksa dana obligasi swasta.
Kedua jenis reksa dana obligasi ini punya keunggulan dan kekurangannya masing-masing. Mungkin kapan-kapan akan saya jelaskan keunggulan atau kekurangan dari kedua jenis reksa dana obligasi ini.
Yang perlu digaris bawahi disini adalah, jika obligasi swasta memang akan memberikan return yang tinggi, namun dalam beberapa kasus ada perusahaan yang gagal bayar.
Untuk manajer investasi SSF ini saya bisa katakan lihai karena menurut pengalaman, belum ada perusahaan yang telat bayar dan membuat kinerja SSF mengalami penurunan yang signifikan.
Setelah 1 Bulan Beli Sucorinvest Stable Fund
Di atas saya sudah membahas tentang alasan kenapa saya memilih produk reksa dana ini dan sedikit juga menjelaskan kenapa kinerja SSF terbilang bagus.
Selanjutnya kita akan membahas secara subjektif tentang Sucorinvest Stable Fund.
Membahas kinerja yang saya dapat selama sebulan terakhir dan ke depannya saya akan tetap stay di reksa dana ini atau memilih reksa dana lain.
Mari mulai.
Saya mulai dari return atau imbal hasil yang saya dapat setelah satu bulan nabung di reksa dana ini. Selama satu bulan saya mendapatkan imbal hasil sebanyak +0,66% terhitung dari NAB yang saya dapat Rp1.113,40 per unit dan harga sekarang Rp1.140,86 per unit (20 Agustus 2021)
Jika kita menarik kesimpulan “bodoh”. Imbal hasil yang akan saya peroleh selama setahun adalah +8,02% (0,06% * 12).
Rencana Selanjutnya: Stay atau Go Away?
Dengan imbal hasil +0,06% per bulan, mungkin kita perlu nilai dari produk reksa dana pendapatan tetap lain ya.
Dari pencarian reksa dana obligasi di aplikasi Bibit dengan memfilter pencarian dengan return terbanyak selama 1 bulan terakhir. Di dapat data dengan imbal hasil tertinggi ke rendah sebagai berikut :
- Sucorinvest Bond Fund
- Sucorinvest Stable Fund
- ABF Indonesia Bond Index Fund
Imbal hasil +0,06% ternyata masuk peringkat 2 loh! Berarti lumayan banyak ya.
Dari peringkat 1 dan 3 yang saya pelajari kedua produk reksadana tersebut ternyata masuk reksa dana obligasi pemerintah yang dimana alokasi dananya lebih banyak untuk pembelian surat hutang yang diterbitkan oleh pemerintah RI.
Dari segi grafik, dari ketiga produk reksa dana tersebut ternyata paling stabil ya hanya Sucorinvest Stable Fund.
Untuk Sucorinvest Bond Fund dan ABF Indonesia Bond Index Fund memiliki grafik yang hampir mirip.
Dengan ini mudah saya katakan, SAYA LEBIH MEMILIH STAY DI SUCORINVEST STABLE FUND.
Sekarang coba kita pikirkan, buat apa pindah ke Sucorinvest Bond Fund misalnya yang punya return “lebih tinggi” tapi punya grafik yang tidak stabil.
Ya sebenarnya tidak masalah untuk kebutuhan jangka panjang, tapi untuk jangka waktu pendek sangat tidak direkomendasikan untuk masuk ke reksa dana yang kurang stabil.
Bisa-bisa bulan ini kita masuk dan di bulan depan kita keluar ternyata malah minus dana kita.
Kesimpulan
Dari tulisan saya yang cukup panjang lebar di atas saya menarik kesimpulan bahwa saya akan tetap stay dan merekomendasikan ke kalian untuk masuk ke Sucorinvest Stable Fund.
Bukannya apa, Sucorinvest Stable Fund masih peringkat 1 dalam hal seimbang antara imbal hasil dan risiko, menurut saya.
Memang ada produk reksa dana lain yang mempunyai kenaikan yang stabil seperti Sucorinvest Stable Fund ini, yaitu Danamas Stabil.
Tapi menurut saya sendiri, produk tersebut kurang menarik karena dalam segi imbal hasil terlampaui rendah dan minimal topup yang sangat tinggi yaitu Rp10 juta untuk nilai minimalnya.
Terima kasih bagi kalian yang sudah membaca tulisan saya secara tuntas, saya sangat berterima kasih soal itu.
Sampai jumpa di pembahasan selanjutnya.
Cheers~